Pengalaman Asisten Dokter Gigi di Vivre Dental

Salam kenal, berikut ada cerita 3 orang wanita muda yang membagikan cerita pengalamannya.

Dalam laman ini terdapat 3 wanita yang membagikan cerita pengalaman tentang profesinya yang berperan menjadi perawat gigi dan asisten dokter gigi di klinik yang bernama Vivre Dental.

1. Wanita pertama bernama Destiny Suminar Khusna berprofesi sebagai Dental Assistant (perawat gigi). Dia sudah berpengalaman bekerja selama 1 tahun di Vivre Dental.

2. Wanita kedua bernama Yuli Agatna Praha Resti, S. Tr.Kes berprofesi sebagai Dental Assistant (perawat gigi). Dia sudah bekerja selama 3 tahun di Vivre Dental.

3. Wanita ketiga bernama Syafitri Kusuma Wardani bekerja sebagai asisten perawat gigi. Dia sudah berpengalaman bekerja selama 4 tahun di Vivre Dental.

Destiny mengatakan bahwa perawat gigi seperti asisten dokter. Dia dahulu benar-benar tidak tahu  yang namanya perawat gigi karena dia lulusan SMA.

Yuli mengatakan bahwa jurusan pendidikan dia sudah keluar dari rumpun perawat. Jadi jurusan dia sudah memiliki nama sendiri yaitu Dental Terapist.

Di jurusan dental terapist memiliki beberapa kompeten seperti tambal gigi, cabut gigi, pembersihkan karang gigi, dental assistant dan Dental Receptionist.

Menurut Destiny, perawat gigi itu sebagai asisten dokter, seperti membantu dokter untuk perlunya apa dan kebutuhan untuk perawatan ini apa. Dia mengatakan kita harus siap untuk perawatan yang akan dilakukan.

Menurut Yuli, dia mengatakan dahulu perawat gigi sama dokter itukan cuma satu namanya Four Handed Dentistry, kalau di di Vivre Dental ini, kita menerapkan Six Handed Dentistry.

Jadi ada dua perawat yang satu ada di kanan dan satu lagi disebelah kiri. Jadi itu sangat bagus dalam bekerja. Jadi sudah tahu apa tugasnya perawat kanan dan perawat kiri itu sudah tertata. Jadi itu memudahkan dalam asistensi.

Destiny mengatakan, bahwa dia tertarik pada dunia perawat gigi karena melihat di instagramnya Vivre Dental. Awalnya dia lulusan SMA begitu senang bisa masuk di perawat gigi.

Yuli mengatakan, bahwa dahulu banyak yang bilang Misalkan kerja di kesehatan itu banyak nganggur terus dia sebagai orang tidak ingin di remehkan, jadi dia mencoba mencari pekerjaan sendiri dan ternyata dia terima di klinik Vevre Dental.

Disana dia mendapatkan banyak pengalamannya dimulai yang bagus sampai yang tidak enak.

Syafitri mengatakan dia pernah bekerja seperti pramuniaga dan pergudangan. Dia pernah melamar jadi admin, setelah diterima disini, dia mencoba pengalaman baru dan ternyata menyenangkan dan tidak membosankan karena dia tipe orang yang tidak suka menatap komputer.

Yuli mengatakan, kalau dahulu tugasnya dental terapist di sebuah klinik, rumah sakit dan puskesmas hanya sebatas seperti misal  asistensi dokter gigi.

Tapi di Vevre Dental asistensi dokter, selain asistensi, selain dental Receptionist kita bisa mengedukasi pasien dari mulai diajari cara promosi ke pasien atau cara edukasi pasien dalam menjelaskan tentang tambalan gigi itu apa ke pasien.

Jadi orang-orang awam tidak tahu kalau tambal gigi itu bagaimana, atau apa penyebab gigi lubang itu sekalian di ajarkan jadi tidak hanya asistensi dan tidak hanya resepsionis saja.

Jadi untuk mengedukasi pasien sesuai dengan apa yang dahulu saya dapatkan di kampus.

Syafitri mengatakan, kalau dahulu dia berniat bekerja sebagai admin tapi dia di panggil untuk interview oleh dokter. Dia tidak tahu kalau dia diterima bekerja sebagai perawat gigi. Dia diberi pertanyaan apakah kamu takut darah atau tidak. Jawaban dia tidak karena dia tidak takut dengan darah.

Dia ditraining di klinik gigi yang ada di surabaya selama 3 bulan, masuknya Senin sampai Rabu, tiap malam dia pulang kerja pukul 11 dan jam 12 bersama dokter yang bernama Evi.

Setelah 3 bulan klinik Vivre buka di Gresik, pasien paling banyak berjumlah 10 setiap hari kebanyakan orang yang ingin pasang behel.